INFLUENCER MARKETING

Tren Influencer Marketing di 2022, Masih Efektifkah?

chubbyrawit-instagram

influencer marketing

 

Tawaran brand terhadap jasa influencer marketing diproyeksikan menembus US$15 miliar pada 2022, berdasarkan data Forbes. 

Minat yang besar tersebut juga terlihat di Indonesia. Platform langganan influencer seperti TikTok dan Instagram sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda penurunan, bahkan selama pandemi dua tahun ini. 

Pertanyaan pun muncul: apakah influencer marketing masih dinilai efektif dalam kampanye digital marketing? Artikel berikut akan menerangkan tren dan prediksi yang memengaruhi influencer marketing selama 2022 ini dan prospeknya bagi promosi bisnis Anda. Simak lebih lanjut. 

 

Mengenal Influencer Marketing dan Manfaatnya

Penjelasan singkat

Seperti namanya, influencer marketing adalah penggunaan jasa influencer untuk mempromosikan produk atau layanan. 

Influencer bisa datang dari berbagai platform media sosial dan umumnya disebut berdasarkan format konten yang dibawakannya. Mereka bisa saja YouTuber, vlogger, blogger, dan selebgram. 

Manfaat

Terlepas dari platform yang dipakainya, influencer sama-sama mempunyai basis pengikut yang tinggi. Aspek ini pun menjadi alasan munculnya strategi influencer marketing dalam promosi digital marketing. 

Dalam mempromosikan produk atau layanan, influencer memiliki kelebihan dari faktor pengaruh personanya dan target pemasaran yang terarah ke para pengikutnya. Mereka juga membawa nuansa personal, tidak seperti mayoritas model pemasaran yang kesan jualannya begitu kental. 

Karena pendekatan pengiklanannya terarah dan audiensnya jelas, influencer marketing dapat dimanfaatkan pebisnis untuk memperoleh feedback langsung ke calon pembeli. Hal ini menjadi nilai tambah yang tidak ditemukan dalam pemasaran konvensional yang jangkauannya massal dan acak. 

 

Pertimbangan dalam memilih influencer

Meski ada nuansa personal dan kekerabatan di dalamnya, pemilihan influencer marketer harus dipertimbangkan matang-matang. Tantangannya akan semakin besar jika produk bisnis Anda cukup spesifik dan hanya menyasar sedikit dari minat audiens medsos secara keseluruhan. 

Di sinilah pemilihan influencer mesti diperhatikan. Pemilik bisnis kecil sangat mungkin memilih micro-influencer (pengikut tidak lebih dari seratus ribu) karena biaya mereka masih terjangkau dan interaksinya tinggi. 

Micro-influencer biasanya mendapatkan pengikut lewat niche yang begitu spesifik. Jika mereka mempromosikan suatu produk, pengikutnya akan menganggap produk itu benar-benar memiliki nilai. 

Saran menggunakan micro-influencer juga sering diaplikasikan brand besar demi memangkas pengeluaran. Sayangnya, taktik ini bisa saja tidak sesuai harapan. Macro-influencer nyatanya masih mengundang tren dan dapat memberikan hasil signifikan. 

Baca juga: Tips: Memilih Influencer untuk Promosi

 

Tren Influencer Marketing yang Patut Menjadi Pertimbangan 

Tren pemasaran menggunakan influencer dinilai bergerak ke atas. Terlebih karena wadah atau platformnya kian mendukung aktivitas tersebut. Beberapa tren dan prediksi influencer marketing selama tahun 2022 di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Platform sosial online semakin kompetitif dan inovatif

Platform medsos kini semakin memudahkan peran influencer sebagai penengah antara calon pembeli dan brand. Sekarang bahkan sudah banyak platform yang memasukkan fitur online shopping dan affiliation di dalamnya. 

Munculnya fitur kolaborasi dan partnership di TikTok serta Instagram juga semakin mendorong kemudahan brand dalam mencari influencer yang tepat. Pasalnya, brand dapat menyaring terlebih dahulu influencer berdasarkan audiens yang mereka miliki langsung dari dalam aplikasi. 

Di sisi yang lain, influencer disuguhi beragam cara untuk menarik traffic ke halaman produk yang dipromosikan secara interaktif. Salah satunya berupa tool sticker di Instagram. 

2. Influencer marketing berangsur menjadi industri besar

ROI (return on investment) yang begitu tinggi cukup meyakinkan banyak brand untuk menggunakan jasa influencer. Pada pertengahan 2021 lalu, Shopify menyebut ROI influencer sebelas kali lebih besar dari beberapa strategi digital marketing seperti banner ads. Ini membuat influencer marketing menjadi sebuah industri yang masif. 

Pertumbuhan ini pun dibenarkan oleh variasi bisnis influencer yang semakin luas. Beberapa poin berikut merupakan sebagian kecil dari model bisnis yang muncul ketika menjadi seorang influencer

  • Brand kini tidak lagi segan menyewa influencer in-house. Itu berarti influencer dan brand melakukan kolaborasi secara langsung dan dalam jangka panjang. Influencer dapat mengelola akun medsos dan berbagai konten kreatif milik brand. Fenomena ini juga menjadi semacam prediksi kalau influencer marketing akan semakin sering digunakan dan lama-lama menyaru menjadi strategi umum digital marketing. 
  • Dengan pengaruh dan pengikut yang tinggi, influencer mampu membuat bisnisnya sendiri. Brand pun melihatnya sebagai kesempatan berkolaborasi. 
  • Banyak partnership antara brand dan influencer yang berlangsung lama dan tidak hanya terbatas di satu atau dua konten. Promosi produk yang sama dan dilakukan terus-menerus ini dapat memunculkan kepercayaan bagi pengikut terhadap suatu produk. Tentunya dengan syarat influencer itu sendiri menyukai dan menggunakan produk itu. 

3. Peningkatan micro-influencer dan masih lakunya macro-influencer

Seperti yang dijelaskan di awal, semakin sedikit jumlah pengikut, semakin besar interaksi mereka terhadap influencer. Hal ini pula yang membuat micro-influencer kerap mendominasi kampanye digital marketing. 

Kenyataan yang terjadi di lapangan ini bukan tanpa sebab. Influencer yang mempunyai pengikut sedikit biasanya memberikan nuansa inklusif atau layaknya teman dekat kepada para pengikutnya. Mereka pun punya topik atau niche sendiri yang membuat personanya begitu khas. 

Gencarnya penggunaan media sosial saat ini pun berdampak pada peningkatan nano-influencer (pengikut tidak lebih dari sepuluh ribu) dan micro-influencer (pengikut tidak lebih dari seratus ribu). Hal ini kian memperluas pangsa industri yang bisa dimasuki brand apa saja

Meski perhatian kepada micro-influencer begitu besar belakangan ini, eksistensi macro-influencer dan selebritas masihlah membawa reward yang tinggi. Eran Nizri, pendiri grup influencer marketing Leaders, menyebut influencer dengan pengikut di atas seratus ribu menghasilkan ROI yang jauh lebih tinggi. 

Eran pun menerangkan bila tiap micro dan macro-influencer sebenarnya memiliki target hasil  yang berbeda. Macro-influencer menang dalam hal penjualan dan ROI, sedangkan micro-influencer unggul di interaksi dan pengenalan produk.

Baca juga: Tips: Memulai Strategi Influencer Marketing untuk Bisnis

4. Konten influencer semakin orisinal 

Orisinalitas kini menjadi faktor yang diperhitungkan banyak influencer. Hal ini jelas terlihat dari konten yang dibawakannya. 

Ketimbang konten yang diproduksi dengan struktur yang sempurna, mereka cenderung menampilkannya dengan format autentik atau dadakan. Brand dapat memanfaatkan ini untuk memasarkan produk tanpa embel-embel hard selling. 

 

Strategi influencer marketing menunjukkan kenaikan beberapa tahun terakhir. Fenomena ini terutama dikarenakan penggunaan internet yang meningkat saat pandemi. Selain itu, platform media sosial juga gencar mengembangkan pengalaman promosi serta jual beli langsung dari aplikasinya. Dari semua prospek influencer ini, apakah Anda berminat menerapkannya di bisnis Anda?

Jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengiklankan bisnis Anda dengan social media advertising atau menjalankan strategi influencer marketing, ChubbyRawit selalu siap membantu! Tinggalkan kontak Anda dengan mengisi formulir ini, dan konsultan kami akan segera menghubungi Anda. 

 

Penulis: Hafizh Alfarisi

Editor: Marthapuri Dwi Utari