Kurang lebih sudah satu dekade setelah diluncurkannya aplikasi photo dan video ini, kini Instagram sudah memiliki 1 miliar pengguna aktif tiap bulannya dan 500 juta lebih penggunanya membuka aplikasi setiap hari. Berbicara mengenai salah satu sosial media populer ini memang tidak ada habisnya. Instagram sudah banyak melakukan pembaruan dan perubahan dari sisi kebijakan hingga fitur yang semakin beragam.
Seperti halnya pada pertengahan tahun lalu, Instagram melalui Twitter resminya mengumumkan rencana untuk menyembunyikan jumlah “like”. Anda pasti sudah mendengar kabar tersebut yang memang mengundang banyak kontroversi. Dengan perubahan ini, followers tidak lagi bisa melihat berapa banyak orang yang menyukai suatu post, hanya pemilik post yang dapat melihat jumlah like tersebut.
Awalnya, percobaan ini mulai dilakukan di beberapa negara terpilih saja seperti Australia, Brazil, Canada, Irlandia, Italia, Jepang dan Selandia Baru pada bulan Juli tahun lalu. Namun saat ini, percobaan dilakukan secara global termasuk di Indonesia.
Table of Contents
Alasan dibalik disembunyikannya jumlah like?
Masih melalui Tweet yang sama, pihaknya mengungkapkan alasan mengapa percobaan penghilangan jumlah like ini dilakukan.
“We want your friends to focus on the photos and videos you share, not how many likes they get.”
Secara tidak langsung, Instagram menginginkan penggunanya untuk fokus terhubung dengan teman atau followers dan hal-hal yang mereka sukai. Bukan kepada kuantitas dari post tersebut yang tak jarang malah menjadi bahan perbandingan dengan pengguna lain.
Tidak sedikit juga pengguna Instagram yang menjadikan jumlah like sebagai bukti popularitas dan harga diri mereka. Menurut para peneliti di UCLA Brain Mapping Center mendapati bahwa ketika foto remaja mendapatkan banyak like, otaknya merespon dengan cara yang mirip dengan melihat orang yang dicintai atau mendapatkan uang. Bisa Anda bayangkan bagaimana respon otak ketika foto tersebut mendapatkan sedikit like?
Hal ini diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan Royal Society for Public Health di Inggris, mensurvei 1.500 anak muda berusia 14 hingga 24 tahun tentang bagaimana sosial media mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan, hasilnya menunjukan bahwa Instagram merupakan aplikasi yang paling merusak kesehatan mental anak muda.
Karena banyak tanggapan positif terhadap kebijakan ini, Instagram diminta agar segera meresmikan dan menerapkannya untuk pengguna di seluruh dunia.
Dampak terhadap brand
Lalu, pertanyaan besar yang muncul di benak semua orang adalah: bagaimana pengaruhnya terhadap influencer dan bisnis atau brand?
Well, diakui atau tidak ada beberapa brand dan influencer yang melihat jumlah like pada setiap posting dianggap sebagai marketing tools yang membantu untuk memahami perilaku pengguna serta popularitas kampanye atau produk brand tertentu.
Bagi influencer, jumlah like cukup penting karena membantu dalam reputasi Influencer tertentu. Ini juga merupakan cara bagi para influencer untuk membuktikan status mereka. Sedangkan bagi brand yang menggunakan influencer marketing akan menyatakan kesuksesan strategi ini didapat dari influencer dengan jumlah posting dan jumlah likes.
Baca juga: Tips: Memulai Strategi Influencer Marketing untuk Bisnis
Adapun dampak hidden like bagi marketer dan influencer diantaranya:
Biaya Marketing Bertambah
Mengapa biaya marketing bertambah? Pasalnya, brand atau bisnis akan membutuhkan tools tambahan untuk membaca behaviour dan interest user mereka.
Influencer Marketing Menjadi Lebih Rumit
Strategi marketing dengan influencer akan sedikit menimbulkan beberapa permasalahan. Brand akan kesulitan mencari influencer yang paling sesuai dan berpengaruh untuk brandnya, karena melalui jumlah like brand bisa mengetahui luasnya jangkauan influencer tersebut. Solusinya adalah meminta influencer untuk dapat menunjukkan insight dari akun Instagram mereka. Atau mengukur engagement influencer melalui cara lain seperti komentar, DM dan save. Komentar dapat menjadi salah satu cara untuk menunjukkan percakapan dan engagement yang lebih otentik dibandingkan sekedar like.
Berkurangnya Jumlah Like
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, fitur like ini sama sekali tidak hilang namun jumlah like yang disembunyikan. Hasil survei yang dilakukan HypeAuditor mengenai “How Hiding Likes Experiment Affected Number of Likes?”, dimana melibatkan influencer dengan 5000 – 20000 followers, mereka mengalami penurunan jumlah like dari 3 persen hingga 15 persen. Hal ini menunjukan dengan dihilangkannya jumlah like ada kecenderungan user enggan untuk menyukai postingan.
Disembunyikannya jumlah like ini bukanlah akhir dari segalanya. Masih ada banyak hal selain like yang bisa dijadikan pengukuran engagement brand yang didapat dari fitur insight seperti comment, saved, reach hingga impression. Selain itu, dengan adanya perubahan ini, marketer dan pemilik brand dituntut untuk membuat konten yang bermakna bagi followers mereka, bukan hanya sekedar viral saja serta membangun genuine relationship dengan komunitas mereka.
Baca juga: Tips Membangun Strategi Konten Marketing