Pemasaran viral atau viral marketing belakangan ini gencar dilakukan oleh beberapa brand besar. Bahkan data dari Adweek menyebut 80% bisnis online menggunakan viral marketing.
Keberadaan media sosial seperti Twitter dan Instagram pun membuat jangkauan strategi ini berkali-kali lipat lebih luas dari area target yang semula diincarnya.
Rencana pemasaran viral yang sukses tentu menjadi dambaan semua pebisnis dan tim marketing itu sendiri. Meski begitu, memviralkan sebuah merek atau produk bagaikan pisau bermata dua. Hal ini mampu melambungkan atau justru menjatuhkan brand Anda.
Kenali apa saja baik dan buruknya pemasaran viral agar Anda dapat mempertimbangkannya andaikan di kemudian hari hendak menggunakan strategi ini.
Table of Contents
Apa yang Ditargetkan dari Viral Marketing?
Pemasaran viral sejatinya dimaksudkan untuk meningkatkan suatu promosi atau brand awareness lewat fenomena mulut ke mulut (word of mouth) audiens yang dijangkaunya.
Strategi ini cukup berbeda dengan model pemasaran konvensional meski medium promosinya bisa saja serupa.
Cara konvensional dan viral mungkin sama-sama menggunakan papan reklame atau videotron untuk memopulerkan suatu brand. Namun, pemasaran viral tidak berhenti di situ.
Pihak pengiklan konten viral akan menunggu perhatian beberapa audiens, yang kemudian membagikan konten itu lewat media sosial. Pemasaran ini dinilai berhasil begitu iklan yang dengan sukarela dibagikan tersebut menyebar dari satu individu ke ratusan hingga ribuan orang.
Tentunya iklan yang berpeluang viral tidak tercipta secara tiba-tiba. Keunikan yang membuatnya layak dibagikan memerlukan pertimbangan dari berbagai aspek, seperti momentum dan kesan tidak dipaksakan.
5 Alasan Baik Pemasaran Viral
Strategi pemasaran viral atau viral marketing ini tengah menjadi incaran para brand atau bisnis. Sebelum memutuskan untuk menggunakan strategi viral marketing, ada baiknya Anda memahami alasan mengapa brand perlu menjalankan strategi ini.
1. Menciptakan promosi mulut ke mulut
Pemasaran viral yang berhasil dapat memunculkan ketertarikan bagi mereka yang melihatnya, yang kemudian menyebar dari mulut ke mulut. Semakin sering topiknya dibicarakan, semakin luas jangkauan pemasaran Anda. Sekalipun jasa atau produk yang dipromosikan belum begitu terkenal, prospek lead akan selalu hadir di sini.
2. Menaikkan kepercayaan konsumen
Promosi dengan tujuan viral pada dasarnya adalah bagian dari strategi pemasaran. Di samping pesan yang disampaikan, orang-orang akan selalu menduga kalau pemasaran yang baik menandakan brand dikelola oleh tim yang baik pula.
Di sisi lain, promosi mulut ke mulut tanpa campur tangan pemilik bisnis akan mendorong kesan kredibel kepada brand miliknya. Sebab, influencer maupun teman yang terlibat di dalamnya dapat mengampanyekan pemasaran viral Anda dengan nuansa kekerabatan. Jika orang yang Anda kenal senang membahasnya, kenapa Anda tidak?
3. Jangkauan luas dengan harga murah
Kampanye baliho “minta maaf” milik Raditya Dika merupakan contoh bagaimana pemasaran viral bisa dilakukan cukup dengan satu medium, tetapi bisa menjadi ramai diperbincangkan di media sosial.
Tentunya pemasaran viral bisa lebih murah lagi dari harga sewa baliho itu sendiri. Banyak brand sukses membuat kampanye yang trending dengan hanya membuat konten di media sosial.
Baca juga: 4 Langkah Membuat Instagram Campaign Yang Sukses
4. Mempertahankan eksistensi brand
Dalam menjalankan bisnis, kemungkinan kehilangan pelanggan tetap akan selalu ada. Itu terjadi entah karena kompetitor, daya beli menurun, atau faktor lainnya. Meski begitu, kredibilitas sebuah brand tidak serta-merta hilang begitu saja.
Memasarkan bisnis Anda secara viral dapat membuat eksistensi bisnis Anda beserta kredibilitasnya bertahan di tengah persaingan sengit era digital ini. Hal ini pun menjadi nilai plus untuk menjaga loyalitas konsumen yang masih menggunakan produk Anda.
5. Gaya pemasaran yang tidak memaksa
Ciri promosi yang tidak dipaksakan selalu terlihat dalam kesuksesan viral marketing yang sudah-sudah. Strategi ini pun dapat memberikan stimulasi bagi para audiens untuk membagikan promosi secara langsung.
Karena targetnya adalah menjadi buah bibir, interaksi merupakan konsep utama dari iklan viral yang Anda sebarkan. Konsep ini berbeda dengan model pemasaran tradisional satu arah, yang sifatnya hanya menginformasikan.
5 Alasan Buruk Pemasaran Viral
Setelah membahas tentang manfaat atau sisi baik dari viral marketing, sekarang saatnya membahas tentang sisi buruk dari pemasaran viral. Hal ini perlu Anda ketahui agar Anda memiliki pemahaman yang komprehensif sebelum memutuskan apakah akan menjalankan strategi ini atau tidak.
1. Orang-orang cenderung skeptis terhadap isi iklan
Iklan sudah menjadi makanan sehari-hari kita, entah itu datangnya secara fisik atau digital. Faktor keterbiasaan tersebut membuat kita dengan mudahnya menyadari motif di balik sebuah iklan yang ingin viral.
Jika promosi viral Anda salah dipresentasikan, mungkin sekali orang-orang tidak memedulikannya dan usaha Anda pun tidak membuahkan hasil sama sekali.
2. Bisa berujung kritik yang menyebar
Media sosial sering kali menjadi tempat yang tidak ramah dan mampu melihat suatu kesalahan sekecil apa pun. Salah membawakan pesan, promosi viral Anda justru dapat menuai kritikan pedas yang cepat menyebar di internet.
Misalnya, video Pepsi dan Kendall Jenner yang menampilkan aksi demonstrasi yang manis sempat memantik kemarahan orang-orang. Alhasil, video itu memicu kritik dari masyarakat dan akhirnya harus ditarik oleh produsen minuman soda tersebut.
3. Tidak sepadan dengan waktu yang dihabiskan
Perlu waktu dan tenaga yang banyak untuk bisa sampai di ide viral marketing yang Anda rasa sudah layak direalisasikan ke publik. Namun, banyak yang tidak mempertimbangkan aspek pertaruhan dari strategi ini, di mana peluang viralnya cukup kecil.
Perhatikan pula kalau efek pemasaran viral hanya bersifat sementara, sekalipun target Anda tercapai. Pasalnya, orang-orang cenderung tidak menetap di satu peristiwa dan mencari sensasi baru lainnya.
Ada yang sukses melakukannya dan yang tidak jauh lebih banyak. Anda bisa saja menyia-nyiakan sumber daya Anda untuk memasarkan sesuatu yang pada akhirnya tidak membalikkan modal kampanye viral marketing Anda.
4. Mendorong ekspektasi tinggi dengan usaha minim
Hasil jangkauan iklan yang luas memang terdengar menjanjikan. Karenanya, banyak yang menganggapnya sebagai jalan pintas. Padahal, strategi ini bersifat jauh dari tujuan marketing yang aslinya hendak mengajak pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama.
Fokus yang selalu terarah pada pemasaran viral justru akan menimbulkan pemikiran serba instan. Hal ini berbeda dengan konsep pemasaran yang dilakukan secara bertahap dan konstan.
5. Tidak ada target audiens
Ini memang terdengar berkebalikan dengan target viral marketing yang ingin tersebar ke banyak audiens. Walau begitu, tetap saja, iklan viral selalu disorot ke khalayak ramai tanpa memedulikan apakah itu menjawab kebutuhan mereka.
Baca juga: Pentingnya Membangun Audiens bagi Bisnis
Dari pembahasan ini, kita tahu kalau ada beragam aspek yang harus dipertimbangkan sebelum memulai strategi pemasaran viral.
Konten yang baik dan cepat menyebar biasanya memiliki konteks yang sejalan dengan tujuan bisnis Anda secara keseluruhan; seperti kampanye kemanusiaan atau brand awareness. Jangan sampai Anda mengiklankan sesuatu hanya karena mau menjadikannya viral.
Semoga dengan membaca artikel ini, Anda mendapatkan wawasan serta pemahaman yang komprehensif tentang viral marketing. Lalu apakah pilihannya haruskah brand atau bisnis Anda viral? Pilihan ada ditangan Anda sendiri.
Untuk Anda yang membutuhkan bantuan mengembangkan strategi digital marketing di tahun 2022, jangan ragu untuk menghubungi ChubbyRawit. Tinggalkan kontak Anda dengan mengisi formulir ini, dan konsultan kami akan segera menghubungi Anda.
Penulis: Hafizh Alfarisi
Editor: Marthapuri Dwi Utari