Business

5 Kemampuan Memimpin yang Wajib Dikuasai di Tengah Krisis

instagram-editorial-calendar-2020

kemampuan-memimpin-bisnis-dalam-krisis

Adanya pandemi covid-19 di tahun ini berhasil membuat peran dan tanggung jawab para pemimpin bisnis telah berubah secara dramatis. Sebelum adanya covid-19, CEO atau pemilik bisnis fokus pada pengembangan inovasi, mendorong pendapatan, dan mendapatkan pangsa pasar. Namun, dengan situasi krisis yang tak terduga ini membuat para pemimpin atau pemilik bisnis harus mengambil keputusan yang cepat dan tepat demi kelangsungan bisnis mereka. Ditengah hambatan yang muncul seperti masalah supply chain, demand dan penjualan yang menurun, serta berbagai tantangan operasional – yang secara drastis mengubah ruang lingkup peran dan prioritas mereka. 

Baca Juga: Pebisnis Jangan Panik, Ini 5 Tips Pertahankan Bisnis di Saat Krisis

Apapun situasinya, krisis adalah bagian dari kehidupan. Dan menjalankan bisnis di tengah krisis bukanlah sebuah transisi yang mudah. Dengan situasi ini sekaligus menguji kualitas seorang pemimpin atau pemilik bisnis untuk bisa bertahan bahkan mengambil kesempatan dari krisis yang terjadi. Oleh sebab itu penting bagi para pemimpin atau pemilik bisnis untuk memiliki keterampilan kepemimpinan berikut untuk menangani situasi dengan tepat.

Komunikasi 

Selama krisis, komunikasi menjadi terasa lebih vital apalagi dengan waktu yang terkompresi. Komunikasi untuk berbagi informasi ini ibarat minyak yang melumasi organisasi dan membuat organisasi dapat berjalan dengan lancar.  Bukan hanya di level internal atau karyawan saja, namun juga termasuk komunikasi ke luar seperti kepada para pelanggan, klien, investor dan vendor atau stakeholder yang terkait dengan bisnis. 

Untuk itu, selalu pastikan pesan komunikasi yang disampaikan tetap terkontrol. Selain itu, transparansi dan kejujuran juga menjadi kunci komunikasi yang baik saat krisis. Lalu, bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi? Idealnya memang melakukan tatap muka secara langsung. Namun tak ada salahnya bila melakukan tatap muka melalui saluran virtual. Yang paling penting, pesan harus dapat tersampaikan dengan baik, tanpa mispersepsi. 

Memimpin dengan Ketegasan

Yang tak kalah penting selama terjadi krisis adalah memimpin dengan ketegasan. Konon, ada pepatah yang mengatakan ‘decisiveness is the number one quality of a dynamic leader: his ability to communicate a decision with passion and integrity is an art form.’ Ya, terlebih saat situasi krisis, pemimpin dituntut untuk fokus menyelesaikan masalah dengan mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan kondisi yang nyata. 

Tak perlu takut untuk mengambil keputusan yang tidak populer, karena pada akhirnya Andalah yang akan bertanggung jawab serta menerima konsekuensi atas keputusan yang telah Anda pilih sebagai pemimpin. Namun, pastikan sebelum mengambil keputusan tersebut Anda telah mengetahui betul didasari fakta dan data tentang kondisi perusahaan, industri, kondisi nasional dan global. 

Fleksibel dan Adaptif

Sebagai seorang pemimpin, Anda bertanggung jawab dalam menentukan informasi yang paling andal dan terkini dari sumber berita yang dapat dipercaya. Tak hanya itu saja, Anda juga harus menganalisa informasi tersebut untuk menentukan rencana yang harus Anda siapkan untuk mengatasi krisis ini. Namun Anda juga harus lebih fleksibel dan adaptif dalam merangkul informasi baru yang datang.

Adaptif disini juga termasuk dalam menyikapi perubahan yang terjadi akibat dari krisis. Melakukan penyesuaian atau adjustment terhadap the new normal dengan melihat peluang dari sebuah krisis. Ada banyak brand di dunia yang telah melakukan shifting atau inovasi sebagai bentuk fleksibilitas dan adaptasi terhadap situasi ini. 

Selalu Hadir, Visible dan Available

Selama terjadi krisis, para pemimpin harus selalu bisa diakses oleh siapapun yang terkait. Terlebih bagi karyawan, selama krisis, karyawan perlu sering mendengar dari pemimpin mereka. Saat para pemimpin tampak tenang, peduli, berpengetahuan luas, dan bertanggung jawab, para pekerja cenderung merasa memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu di bawah kendali dan akan baik-baik saja. 

But remember, don’t sugar-coat! Sebagai pemimpin, Anda harus terbuka tentang masalah dan potensi yang berkembang. Seperti pernyataan Arjen Boin, political scientist at Leiden University in the Netherlands yang dikutip dari BBC.com tentang pemimpin saat krisis, “leaders should be open about the evolving nature of the problem, avoiding a “paternalistic sense of children that need to be shielded from bad news” and instead treat the public “as adults that are going to make a long-term effort.” Tanpa keterbukaan stakeholder terkait justru merasa tertipu. Akibatnya akan mengurangi kredibilitas dan kepercayaan mereka terhadap kebijakan Anda serta bisnis Anda.

Self Control 

Saat krisis menghantam, tidak ada waktu bagi seorang pemimpin untuk panik dan kacau. Tanpa kontrol diri yang baik, amatlah mudah bagi seorang pemimpin untuk jatuh ke dalam kepanikan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin dituntut untuk menunjukkan kontrol diri yang kuat bahkan di tengah krisis. Pasalnya dengan kontrol diri ini membuat pemimpin mampu membuat keputusan secara rasional dan lebih baik, berkomunikasi dengan jelas, serta bertindak untuk memecahkan masalah secara efektif.

Baca Juga: Begini Caranya Mengelola Social Media Bisnis Anda di Saat Krisis

Krisis dapat muncul dalam berbagai bentuk dan sering menerpa siapapun tanpa peringatan. Dan, rasanya semua akan setuju bahwa saat krisis akan menunjukkan banyak hal tentang kualitas para pemimpin. Oleh sebab itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kualitas yang baik dan dapat berpikir cepat untuk memupuk semangat kerja tim serta menghasilkan solusi kreatif ditengah krisis.