branding
Posted in

Flat Design: Sejarah, Pengertian dan Kepopulerannya Sekarang

Sejak kemunculan iOS7 tiga tahun lalu, trend desain nampaknya bergeser menjadi lebih simpel. Tidak dapat dipungkiri, ketika mendesain web untuk klien ataupun pitching, banyak klien yang mereferensikan gaya desain Apple atau Nike yang memang notabene menggunakan teknik flat design. 

Tapi dari mana sebenarnya awal mula flat design ? Dan mengapa bisa sepopuler ini, terlebih di era digital? Sama seperti Anda, kami juga ingin mengetahui lebih dalam mengenai flat design, tentunya agar dapat membantu pemahaman dan mempercepat proses pengambilan keputusan dalam perencanaan estetika desain.

Berikut beberapa fakta mengenai flat design yang ChubbyRawit rangkum dari beberapa sumber.

Apa itu flat design?

Ingat materi iklan, visual atau chart pada power point di tahun 90an? Saat itu efek drop shadow, bevels atau gradien sangat diminati, nah gaya desain tersebut disebut rich design. Gaya desain sebaliknya disebut flat design. Flat design merupakan istilah yang diberikan pada desain yang tidak memiliki gaya karakter yang membuatnya tampak seolah-olah menyatu dengan latar. Dalam istilah lain, flat design berarti menghapus gaya karakter bayangan, gradien, tekstur, dan jenis desain lainnya yang dapat membuat elemen terasa tiga dimensi.

Praktisi desain saat ini sangat menggemari flat design karena terlihat modern dan memungkinkan audience untuk lebih fokus kepada pesan dibalik visual tersebut. Mereka juga setuju bahwa flat design membuat segalanya lebih efisien dan dapat meminimalisir kesalahan pemaknaan konten atau pesan visual.

Darimana awal mula flat design?

Memang sulit rasanya untuk menentukan awal mula flat design berasal, namun hal ini bisa kita lihat dari beberapa periode desain dan seni yang menginspirasi flat design.

Inspirasi pertama: The Swiss style, yang juga dikenal dengan nama Typographic. The Swiss style adalah gaya desain dari Swiss yang dominan sepanjang tahun 1940 – 1950an, berfokus pada penggunaan grid, tipografi sans-serif, dan layout  yang rapih. The Swiss style juga sering menggunakan kombinasi foto dengan tipografi sederhana dan minimalis.

Flat Design: The Swiss Style Tipografi 1940-1950
source: www.design-is-fine.org
Swiss Style Tipografi 1940-1950 ChubbyRawit
source: www.design-is-fine.org

Minimalis

Pengaruh flat design lainnya dapat ditemukan dalam sejarah Minimalisme, dimana pada era ini gaya desain hanya mengggunakan unsur-unsur yang diperlukan saja, seperti bentuk geometris, ornamen desain yang berhubungan, warna cerah, dan clean lines.

Salah satu karya pada era minimalisme yang sangat populer adalah The Blue Epoch Yves Klein, seperti di bawah ini.

blue-epoch minimalism chubbyrawit
source: thenextweb.com

Dapat dikatakan bahwa campuran The Swiss style dan Minimalisme sangat mempengaruhi apa yang kita lihat sekarang di dunia design dan telah diberi nama flat design.

Kemunculan flat design di era digital.

Tidak dapat dipungkiri bahwa trend akan berulang dengan sendirinya, sama seperti flat design yang terinspirasi dari sejarah. Namun, di era digital seperti ini kecintaan masyarakat terhadap Apple membuat flat design cukup populer selama beberapa tahun terakhir.

Estetika dari desain Apple sering kali sangat mempengaruhi desain situs web dan aplikasi lain, karena kebanyakan praktisi desain merasa bahwa desain Apple menarik dan modern. Jadi, ketika Apple beralih dari Skeumorphism (prinsip desain yang terinspirasi dari bentuk di dunia nyata) ke flat design. Prinsip Skeuomorphism seketika nampak “jadul”, banyak praktisi pembuat situs dan aplikasi mendesain ulang aplikasi dan situs mereka ke flat design.

Responsif Desain.

Faktor lain yang menjadikan flat design digemari saat ini adalah adanya pengembangan design responsif. Saat ini, semakin banyak perangkat yang terhubung ke Web, dengan berbagai ukuran layar. Hal ini menyebabkan praktisi desain sadar bahwa gaya desain yang menggunakan banyak elemen seperti drop shadow, gradient tidak dapat diterjemahkan dengan baik ke dalam area pandang yang lebih kecil.

Flat design memungkinkan desain Web menjadi lebih efisien. Tanpa elemen desain tambahan, situs web dapat bekerja (loading) lebih cepat dan lebih mudah untuk diubah sesuaik ukuran perangkat yang digunakan. Flat design juga sangat sesuai dengan layar high-def . Kebutuhan untuk menampilkan citra yang lebih tajam menjadikan flat design lebih digemari karena lebih mudah untuk menampilkan gambar tunggal dengan tipografi dibandingkan membuat beberapa gambar berbeda untuk mengakomodasi berbagai ukuran perangkat di luar sana.

Masa depan flat design

Sama seperti paragraf sebelumnya, trend akan selalu berubah dan berulang. Ada kekurangan nyata pada flat design di dunia digital (seperti menghilangkan petunjuk visual yang diperlukan untuk menentukan apakah ada sesuatu yang dapat diklik atau tidak), namun seiring dengan banyaknya eksperimen dan uji coba praktisi desain, flat design akan berevolusi dan akhirnya menjadi gaya baru.

Salah satu petunjuk flat design mulai berevolusi adalah dari Google, khususnya pada aplikasi mobile. Meskipun aplikasi Google menggunakan flat design, namun mereka tidak  menghilangkan unsur-unsur seperti drop shadow dan gradien dengan cara yang halus. Mereka tampaknya mengambil yang terbaik dari flat design dan rich design dan mengintegrasikan keduanya.

Lalu apakah trend desain selanjutnya?[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]