Ada sebuah kisah menarik untuk dijadikan pelajaran yang dialami oleh salah seorang pengusaha, sebut saja namanya Pak Gaptek. Ia memiliki perusahaan besar dengan brand terkenal bernama Yunomi. Yunomi ini dipasarkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui gerai-gerai miliknya di mall, melalui sales baik di lapangan maupun telemarketing, serta beriklan di TV dan media cetak nasional. Semuanya berjalan dengan sangat baik, hingga akhirnya pandemi covid-19 ini datang menghajar. Bisnis Pak Gaptek dengan Yunomi pun terseok dan mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
Apa pasal? Ya, saat krisis covid-19 dan mulai diberlakukan gerakan #dirumahaja maka konsumen mengalami shifting, yang tadinya mengunjungi gerai atau toko secara offline kini berbelanja secara daring. Sehingga, mall atau pusat perbelanjaan yang biasanya ramai sesak oleh pengunjung, menjadi sangat sepi. Demikian juga gerai Yunomi milik Pak Gaptek terdampak sepi dari kunjungan konsumen. Padahal, andai saja Pak Gaptek tahu bahwa ia bisa membawa gerainya ke dunia online dengan membuat website, channel social media dan e-commerce tentu saja ia tak akan mengalami penurunan penjualan seperti sekarang ini.
Table of Contents
Mengubah Perilaku Konsumen
Ditengah zaman serba digital saat ini, perusahaan yang memilih untuk menolak proses digitalisasi sebagai bagian dari business continuity plan tidak akan dapat memenuhi harapan konsumen, bahkan dapat tertendang keluar dari bisnis. Apalagi ditengah situasi pandemi covid-19 yang membuat bisnis dipaksa beradaptasi dengan industri 4.0 dan ekonomi digital yang nyatanya dibutuhkan serta it works for customers! Adanya covid-19 ini bisa berdampak pada perubahan yang permanen dalam consumer purchase journey.
Baca Juga: Dampak Positif Covid-19 Peran Teknologi Digital Kian Kuat
Oleh sebab itu, transformasi digital menjadi kata kunci kelangsungan hidup sebuah bisnis atau brand. Bagi konsumen, adanya covid-19 adalah periode percobaan terhadap perubahan pola belanja dan konsumsi. Yang patut diingat, hanya dibutuhkan 21 hari untuk membentuk kebiasaan baru!
Dari pandemi ini, akan ada konsumen yang menemukan kenyamanan dan value dalam berbelanja secara online dan akan melanjutkan kebiasaan baru ini meski pandemi telah usai.
Hal ini didukung dengan riset yang dilakukan oleh ADA Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang data dan artificial intelligence (AI) yang menganalisis perubahan konsumen akibat covid-19. Hasil riset menyebutkan perubahan perilaku konsumen yang muncul, yaitu The Adaptive Shopper.
The Adaptive Shopper ini adalah masyarakat Indonesia di kelas menengah dan atas, yang telah beradaptasi dengan ‘the new normal’ dan beralih ke cara-cara baru untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Mereka ini berhasil membuat penggunaan aplikasi belanja mengalami kenaikan hingga 300 persen sejak diumumkannya pembatasan jarak.
Bahkan penggunaan aplikasi belanja ini mengalami puncaknya pada tanggal 21-22 Maret, hingga lebih dari 400 persen. Sementara data dari Fighting Against Covid19 yang dirilis oleh Facebook tahun 2020 ini menyebut ada peningkatan aktivitas belanja online sebesar 32 persen di seluruh market.
What Brands or Businesses Should Do?
Bila perilaku konsumen berubah, maka maka brand atau bisnis mau tak mau harus ikut berubah. Apalagi setelah melihat data dan fakta diatas, maka keberadaan bisnis atau brand di dunia digital menjadi semakin penting. Ada beberapa alasan mengapa bisnis atau brand Anda harus hadir secara online atau memiliki online presence.
Everyone is Going Digital
Data We Are Social, per Januari 2019 ada 150 juta orang pengguna internet serta 355,5 juta pengguna smartphone di Indonesia. Artinya, potensi pasar yang sangat luar biasa besar! Dan berdasarkan data Mckinsey Institute, nilai transaksi UKM yang go digital akan berkembang 2 X lebih cepat.
Affordable
Beriklan secara online lebih terjangkau dibandingkan media konvensional. Selain itu, lebih tertarget dan terukur secara real-time. Anda dapat memilih jenis pelanggan yang ingin Anda raih, berdasarkan usia, lokasi, dan preferensi.
Expanding Market
Go digital memungkinkan Anda untuk dapat menjangkau calon pelanggan-pelanggan baru atau pelanggan lama baik di dalam kota maupun diluar kota bahkan hingga di tingkat global untuk memasarkan produk dan layanan Anda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:
Bisnis atau brand dituntut bertransformasi untuk turut hadir di ranah online sebagai antisipasi kebutuhan masa depan konsumen, tetap relevan sesuai dengan perkembangan zaman, memastikan bisnis Anda tidak tertendang dari kompetisi serta jangkauan konsumen potensial yang lebih besar.
Saat ini, sudah banyak perusahaan yang telah terjun ke dunia online baik melalui website perusahaan, social media, e-commerce, aplikasi ataupun email pemasaran. Namun, bila bisnis atau brand Anda belum memiliki online presence, tak perlu berkecil hati. Mungkin sebagian besar dari Anda akan mengemukakan pendapat tentang online presence bagi bisnis seperti berikut ini. “Tapi kan investasi di digital itu gak murah. Dan saya belum ada pengalaman sebelumnya, jadi saya takut untuk terjun di dunia digital.”
Well, untuk itu ChubbyRawit hadir sebagai jawaban dari ketakutan Anda. Selama bulan Mei 2020 ini kami memiliki program khusus Go Digital: Lawan COVID-19 yang memberikan diskon hingga 40% untuk pembuatan website baik company profile maupun ecommerce, social media management dan SEO.
Anda tak perlu lagi ketakutan atau ragu untuk memulainya, karena dengan mengambil program ini ChubbyRawit yang akan membuat strategi, eksekusi, monitoring dan evaluasi baik pembuatan website, social media serta SEO Anda. Tak hanya mengelola social media, SEO dan website design & development, tetapi ChubbyRawit juga menyediakan layanan dan jasa branding, paid ads, influencer marketing, content marketing, hingga in-house training di bidang digital marketing.
Bicarakan kebutuhan Anda dengan meninggalkan kontak Anda pada formulir di bawah ini, dan konsultan kami akan segera menghubungi Anda.