Pada artikel sebelumnya kita pernah membahas tentang definisi brand touchpoints dan seperti apa kongkritnya. Setelah membaca artikel tersebut, mungkin Anda bertanya-tanya, lalu seperti apakah penggunaan brand touchpoint sesungguhnya? Pada dasarnya, brand touchpoint didefinisikan secara sangat luas dan mencakup komunikasi yang disengaja dari perusahaan atau brand maupun interaksi yang dilakukan antara konsumen dengan brand sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Mulai dari website, call center hingga seragam karyawan. Yuk simak lengkapnya dibawah ini.
Table of Contents
Website/Blog
Mungkin digital marketer, termasuk Anda sudah paham benar bahwa blog dan website adalah “basis” atau home base bagi bisnis Anda. Di website atau blog ini menjadi salah satu tempat dimana Anda dapat memberikan informasi tentang produk dan layanan, informasi tentang bisnis Anda, dan sumber daya yang berguna. Itulah sebabnya membuat blog dan website paling penting untuk dimiliki sebagai brand touchpoint. Mengapa? Karena website atau blog bisa menjadi salah satu sarana dimana konsumen atau calon konsumen mulai mengenali dan bersentuhan dengan brand Anda.
Etalase dan Interior Toko
Bagi Anda yang memiliki bisnis offline atau toko/store, etalase dan interior toko menjadi sama pentingnya dengan keberadaan website Anda. Pasalnya, display atau etalase dan interior toko memegang produk atau layanan Anda yang menentukan nada untuk bisnis Anda. Termasuk didalamnya jenis bangunan yang Anda sewa, pilihan furniture, warna interior, kemudahan berbelanja yang semuanya akan mempengaruhi brand experience yang akan dirasakan oleh audiens Anda.
Baca juga Mengenal Brand Touchpoints dan Pentingnya untuk Brand Anda
Oleh sebab itu, Anda sebaiknya fokus pada menciptakan ruang yang menyambut klien ideal dan memperkuat tujuan brand Anda. Selain itu, jangan lupakan juga hal-hal seperti papan nama, wewangian khas pada toko, stiker, dan stationery! Karena bagaimanapun, hal-hal kecil seperti ini membuat perbedaan yang cukup signifikan.
Social Media
Sebagai digital marketer pasti paham bahwa social media merupakan salah satu aspek penting selain website dalam bisnis apapun. Seperti halnya website, sebelum menjalankan kampanye pemasaran apapun, Anda harus membuat akun yang mencerminkan tentang brand atau bisnis Anda. Maksudnya, Anda berarti harus menulis bio, membuat link ke akses yang berguna bagi konsumen, grafis dan stok fotografi berkualitas tinggi, serta membuat rencana pemasaran.
Tak berhenti sampai disitu saja, Anda juga harus mulai menetapkan pedoman atau aturan tentang bagaimana akan memasarkan bisnis Anda. Mulai dari key visual, palet warna hingga brand voice and tone. Beberapa hal tersebut menjadi pedoman sederhana yang akan membuat Anda mudah dikenali oleh audiens atau pelanggan bahkan saat logo Anda tidak diperlihatkan.
Baca Juga Pentingnya Social Media Persona bagi Brand
Iklan, Flyer dan Poster
Siapa yang tidak setuju kalau periklanan menjadi bagian yang sangat penting dari pemasaran bisnis? Ya, dengan periklanan atau advertising mampu membuat nama brand Anda muncul di depan orang baru yang berkemungkinan untuk meningkatkan penjualan Anda. Berkaitan dengan hal ini, semakin penting untuk beriklan dengan branding yang tepat. Yang patut dicatat adalah apakah Anda memilih social media, iklan TV, iklan media cetak pastikan Anda sudah memiliki logo, palet warna, dan font atau biasa disebut brand identity yang merepresentasikan brand Anda.
Stationery, Packaging dan Label
Stationery, packaging dan label merupakan beberapa hal yang mungkin akan dibawa pulang oleh audiens Anda. Oleh sebab itu, keberadaan benda ini sangat penting dan aspek-aspek ini harus dipikirkan dengan baik. Mengapa demikian? Ya, karena ini berkaitan dengan bagaimana Anda ingin memamerkan brand Anda di rumah dan keluarga serta orang-orang terdekat dari audiens Anda. Apalagi saat ini terdapat kecenderungan orang membeli produk karena apa yang mereka rasakan, bukan sekedar karena mereka membutuhkan produk itu.
Ketika Anda memiliki produk yang dapat dibawa pulang oleh seseorang, ibaratnya mereka mengundang Anda ke rumahnya. Untuk itu, brand harusnya menjadi lebih berhati-hati dalam menampilkan bisnis karena brand touchpoint ini melibatkan materi cetak yang akan berinteraksi dengan audiens Anda. Contohnya seperti kemasan atau packaging, label produk, amplop, kalender, invoice, dan lain sebagainya. Barang-barang ini akan paling diingat karena mereka akan lebih sering melihat di rumah daripada di toko Anda.
Baca Juga Mengenal Brand Persona dan Buyer Persona
e-Newsletter
e-newsletter (nawala) adalah salah satu sarana yang bagus bagi brand untuk membina komunitas dan memberikan edukasi pada audiens. Selain itu, nawala juga satu-satunya media yang dapat Anda kendalikan sepenuhnya. Hal ini masuk akal karena social media Anda hanya menjangkau audiens berdasarkan algoritma social media yang selalu berubah mengikuti kebijakan social media tersebut. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki saluran langsung ke audiens Anda yaitu melalui nawala ini. Jangan lupa selalu pastikan setiap email menggunakan grafis visual dan brand voice yang tepat sesuai dengan brand identity yang mencerminkan brand Anda.
Katalog dan Brosur
Meski zaman sudah digital tapi katalog atau brosur masih menjadi cara yang bagus untuk menampilkan produk atau layanan Anda kepada khalayak. Penyebarannya pun bisa dikirim melalui surat, dibagikan saat event marketing, atau diunduh dari website Anda. Jadi pastikan logo, warna, font, dan voice/tone brand Anda menonjol yang membuat audiens atau target market Anda tertarik.
Untuk lebih detail apa sajakah brand touchpoints yang bisa dipergunakan oleh brand Anda, simak penjelasan dibawah berikut ini.
Nah itu adalah contoh brand touchpoints yang bisa Anda pertimbangkan untuk dipergunakan untuk brand atau bisnis Anda. Lalu seperti apa cara merancang brand touchpoints yang dapat memikat konsumen? Subscribe blog ChubbyRawit sekarang juga untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan Anda tersebut. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan berbagai artikel seputar digital marketing, branding, social media management dan entrepreneurship.